TUGAS 1 BAHASA INDONESIA
1.
Utarakan sikap Anda tentang penggunaan bahasa
Indonesia di media sosial seperti Twitter , Facebook ,
dan Instagram yang keluar dari kaidah bahasa Indonesia seperti penggunaan
angka, tanda baca, bahasa alay, dan yang menyinggung SARA.
Jawaban :
Sebelum
masuk pada pokok pembahasan yang perlu diketahui yaitu apa itu Bahasa
Indonesia?. Berikut adalah pengertian dari Bahasa dan Bahasa Indonesia itu
terebih dahulu :
·
Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerjasamaa, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. (Sumber Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa edisi ke- IV terbitan tahun 2008)
·
Bahasa Indonesia adalah
bahasa kebanggaan warga negara tanah ibu Pertiwi yang menjadi bahasa resmi dan
bahasa persatuan Republik Indonesia. (sumber
: https://bahasa.foresteract.com/bahasa-indonesia/)
Dari pengertian tersebut baru
saya dapat berpendapat mengenai sikap tentang penggunaan bahasa Indonesia di
media sosial seperti Twitter , Facebook , dan
Instagram yang keluar dari kaidah bahasa Indonesia seperti penggunaan angka,
tanda baca, bahasa alay, dan yang menyinggung SARA.
Menurut Pendapat saya mengenai
penggunaan bahasa Indonesia di media sosial seperti Twitter , Facebook ,
dan Instagram yang keluar dari kaidah bahasa Indonesia seperti penggunaan
angka, tanda baca, bahasa alay, dan yang menyinggung SARA adalah suatu tindakan
yang kurang sesuai dengan khasanah budaya bangsa Indonesia sendiri. Dalam hal
ini, yang mana penggunaan tanda baca dan bahasa yang kurang sesuai dan salah
kaprah ini sebenarnya bertentangan dengan ketentuan-ketentuan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) dalam
berbahasa yang baik dan benar serta menyalahi ketetapan hakikat, sifat-sifat
bahasa dan juga fungsi bahasa yaitu :
a. Hakikat bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana: 1983)
b. Sifat bahasa
1.
Bahasa itu adalah sebuah sistem,
2.
Bahasa itu berwujud lambang,
3.
Bahasa itu berupa bunyi,
4.
Bahasa itu bersifat arbitrer,
5.
Bahasa itu bermakna,
6.
Bahasa itu bersifat konvensional,
7.
Bahas itu
bersifat unik,
8.
Bahas itu
bersifat universal,
9.
Bahasa itu bersifat produktif,
10. Bahasa
itu bervariasi,
11. Bahasa
itu bersifat dinamis, dan
12. Bahasa
itu manusiawi.
Berikut penjelasan dari sifat bahasa :
1. Bahasa
itu adalah Sebuah Sistem
Sistem
berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna
atau berfungsi. sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang lain
berhubungan secara fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara
teratur tersusun menurut pola tertentu dan membentuk satu kesatuan. Sebagai
sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya
bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis
artinya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari
sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan nama tataran linguistik).
Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran
sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon.
2. Bahasa
itu Berwujud Lambang
Lambang dengan berbagai seluk
beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang
mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika
dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal
(signal), gejala (sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
Lambang bersifat arbitrer, artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat
wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
3. Bahasa
itu berupa bunyi
Menurut Kridalaksana (1983),
bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga
yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah bunyi
yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
4. Bahasa
itu bersifat arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan
’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’. Yang dimaksud dengan
istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa
(yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Ferdinant de Saussure (1966: 67) dalam dikotominya membedakan
apa yang dimaksud signifiant dan signifie. Signifiant (penanda) adalah lambang
bunyi itu, sedangkan signifie (petanda) adalah konsep yang dikandung
signifiant.
Bolinger (1975: 22) mengatakan:
Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya itu, maka
seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat menebak makna sebuah kata
apabila dia mendengar kata itu diucapkan. Kenyataannya, kita tidak bisa menebak
makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri) yang belum
pernah kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi ”saran” atau
”petunjuk” apapun untuk mengetahui maknanya.
5. Bahasa
itu bermakna
Salah
satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai
lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat
dikatakan bahwa bahasa itu mempunyi makna. Karena bahasa itu bermakna, maka
segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. [kuda],
[makan], [rumah], [adil], [tenang] : bermakna = bahasa
[dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] : tidak bermakna = bukan bahasa
6. Bahasa
itu bersifat konvensional
Meskipun hubungan antara lambang
bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang
tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua
anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu
digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang berkaki
empat yang biasa dikendarai, dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota
masyarakat bahasa Indonesia harus mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya dan
digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat.
7. Bahasa
itu bersifat unik
Bahasa dikatakan bersifat unik,
artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh
bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan
kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
8. Bahasa
itu bersifat universal
Selain bersifat unik, bahasa juga
bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap
bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum
adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan
konsonan.
9. Bahasa
itu bersifat produktif
Bahasa bersifat produktif,
artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur
yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak
terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa
itu. Misalnya, kita ambil fonem dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/.
Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan satuan-satuan bahasa:
·
/i/-/k/-/a/-/t/
·
/k/-/i/-/t/-/a/
·
/k/-/i/-/a/-/t/
·
/k/-/a/-/i/-/t/
10. Bahasa
itu bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa
biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan latar
belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang
digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
1.
Idiolek :
Ragam bahasa yang bersifat perorangan.
2.
Dialek :
Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu
tempat atau suatu waktu.
3.
Ragam :
Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam baku dan
ragam tidak baku.
11. Bahasa
itu bersifat dinamis
Bahasa tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu sebagai
makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan
bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat
kegiatan manusia itu selalu berubah, maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi
tidak tetap, menjadi dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau
istilah baru, peralihan makna sebuah kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
12. Bahasa
itu manusiawi
Alat komunikasi manusia berbeda
dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat tetap, statis. Sedangkan
alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis. Maka,
bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya
dapat digunakan oleh manusia.
c.
Fungsi bahasa yaitu
·
Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi
timbal-balik antar anggota keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.
·
Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan
perasaan, sikap, gagasan,emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembaca.
·
Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk
menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat, melalui bahasa
seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar adat istiadat,
kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya.
·
Fungsi kontrol sosial. Bahasa berfungsi untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
·
Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
·
Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
·
Alat mengidentifikasi diri.
Fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi :
·
Fungsi instrumental, yakni
bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
·
Fungsi regulatoris, yaitu
bahasa digunakan untuk mengendalikan prilaku orang lain
·
Fungsi intraksional, bahasa
digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
·
Fungsi personal, yaitu
bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
·
Fungsi heuristik, yakni
bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
·
Fungsi imajinatif, yakni
bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
·
Fungsi representasional, bahasa
difungsikan untuk menyampaikan informasi
Fungsi bahasa Indonesia :
·
Bahasa resmi kenegaraan
·
Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
·
Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah
·
Alat pengembangan kebudayaan
Fungsi bahasa indonesia sebagai
bahasa baku :
·
Fungsi Pemersatu, artinya bahasa Indonesia mempersatukan suku
bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda
·
Fungsi pemberi kekhasan, artinya bahasa baku
memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain
·
Fungsi penambah kewibawaan, penggunaan bahasa baku akan
menambah kewibawaan atau prestise.
·
Fungsi sebagai kerangka acuan, mengandung maksud bahwa bahasa
baku merupakan kerangka acuan pemakaian bahasa.
Sumber
:
1.
Buku Materi Pokok Bahasa
Indonesia MKDU4110 – modul 2
2.
http://www.pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=MKDU4110/&doc=M2.pdf
3.
http://waodeelsin.blogspot.com/2017/10/hakikatsifat-dan-fungsi-bahasa.html
Dari hal itu semua perlu dan patut diadakannya suatu
pengarahan bagi seluruh kalangan individu agar dapat menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah EYD (Ejaan yang Disempurnakan) yang tetap
memperhatikan hakikat, sifat dan fungsi bahasa Indonesia tersebut, agar
penggunaan tanda baca ataupun kata-kata alay yang kurang sesuai ini dapat
terkurangi.
2.
Bunyi tiruan (onomatope) suara hewan berbeda di setiap
negara. Tiruan suara anjing di Indonesia gonggongannya berbunyi "guk
guk 'di Jepang" wang wang', dan juga di Korea "mang mang."
Menurut Anda apa penyebab perbedaan bunyi onomatope tersebut?
Jawaban :
Sebelum masuk pada pendapat yang harus
diketahui pertama adalah pengertian dari onomatope itu sendiri. Onomatope (dari Bahasa Yunani ονοματοποιία)
adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang
digambarkannya. Konsep ini berupa sintesis dari kata Yunani όνομα (onoma =
nama) dan ποιέω (poieō, = "saya buat" atau "saya lakukan")
sehingga artinya adalah "pembuatan nama" atau "menamai
sebagaimana bunyinya". Bunyi-bunyi ini mecakup antara lain suara hewan,
suara-suara lain, tetapi juga suara-suara manusia yang
bukan merupakan kata, seperti suara orang tertawa.
Beberapa
contoh onomatope:
·
Suara hewan: menggonggong, mendesis, mengeong dsb.
·
Suara lain: tercebur
·
Suara manusia: ha-ha-ha
·
Burung tekukur,
namanya berasal dari suara yang dikeluarkannya.
(sumber
: https://id.wikipedia.org/wiki/Onomatope)
Dari pengertian tersebut menurut
pendapat saya, penyebab perbedaan bunyi tiruan (onomatope) pada hewan di setiap
Negara di dunia berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan sistem bunyi bahasa,
maka tiruan bunyi yang dihasilkanpun akan berbeda walau sumber suara yang
dihasilkan sama.
Hal ini juga disebabkan karena adanya
bahasa arbiter yang diartikan 'sewenang-wenang,
berubah-ubah, tidak tetap, mana suka'. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer
itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud
bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
(sumber https://belajarilmubahasa.blogspot.com/2013/05/bahasa-itu-arbitrer.html).
Karena adanya hal tersebutlah maka
munculah suatu perbedaan bunyi tiruan tersebut di berbagai Negara walaupun
sumber suara yang dihasilkan sama.
Demikian jawaban tugas 1 dari saya. Masih
banyak kekurangan dalam menjawab maka masih mohon bantuan dan tanggapannya
mengenai jawaban tugas 1 ini.
Terima kasih.
0 Komentar